Friday, May 8, 2015

PERILAKU KONSUMEN DAN PRODUSEN

    A.   Prilaku Konsumen
Sebelum kita dapat mengetahui pola perilaku konsumen, kita harus mengetahui terlebih dahulu apakah yang dimaksud dengan konsumsi?. Kata konsumsi sudah tidak asing lagi bagi Anda. Bukankah saat  acara peringatan hari besar disekolah maupun dilingkungan masyarakat selalu dibentuk panitia konsumsi?. Jadi menurut anda, apakah benar jika konsumsi diartikan sebagai proses makan dan minum?
a.      Pengertian Konsumsi
          Kata  konsumsi berasal dari kata consumptio yang berarti menggerogoti hingga habis atau menghabiskan. Dengan begitu makan dan minum dapat dikategorikan sebagai kegiatan konsumsi. Namun kegiatan konsumsi bukanlah hanya mencakup makan dan minum saja, tetapi juga berkenaan dengan kebutuhan pakaian, tempat tinggal, transportasi dan masih banyak lagi karena kebutuhan manusia cenderung bertambah dan beragam.
Jadi, setiap tindakan manusia dalam memanfaatkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhannya termasuk dalam kegiatan konsumsi. Namun demikian, kita harus berhati-hati dalam menentukan apakah suatu kegiatan dalam menggunakan suatu benda tersebut termasuk kedalam lingkup konsumsi atau tidak.
Untuk melihat apakah pemakaian suatu benda termasuk kedalam lingkup konsumsi atau produksi, kita dapat melihatnya dari beberapa hal yang menjadi ciri-ciri benda konsumsi berikut.
          Benda-benda yang dikonsumsi adalah benda ekonomi atau benda yang untuk memperolehnya diperlukan pengorbanan. Seperti kegiatan menghirup udara, berjemur pada sinar matahari pagi dan mandi di sungai bukan kegiatan konsumsi karena benda itu didapat secara gratis.
Benda yang dikonsumsi ditujukan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Seperti penggunaan ge rgaji, cangkul, mesin-mesin, dan barang-barang modal lainnya yang bertujuan menambah faedah benda tidak dikategorikan ke dalam kegiatan konsumsi.
       1.         Manfaat nilai atau jumlah barang yang digunakan tersebut akan habis sekaligus atau berangsur-angsur.
a.    Barang yang nilai gunanya dihabiskan secara berangsur-angsur.
Contohnya Pakaian, sepatu dan televisi
b.    Barang yang nilai gunanya dihabiskan sekaligus.     
Contohnya Makanan, minuman dan obat-obatan.


        2.         Tujuan Kegiatan Konsumsi
Coba jelaskan, apa tujuan kamu makan, minum, berpakaian, menonton TV, atau piknik ke pantai? Jawabannya tentu adalah untuk memenuhi kebutuhan. Makan, minum, dan berpakaian adalah untuk memenuhi kebutuhan fisik secara langsung.
Sedangkan menonton TV dan piknik adalah untuk memenuhi kebutuhan rohani. Kedua jenis kebutuhan tersebut dipenuhi secara langsung oleh benda konsumsi. Artinya, benda konsumsi tersebut secara langsung kamu gunakan untuk memenuhi kebutuhanmu.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa kegiatan konsumsi yang dilakukan manusia pada umumnya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup atau untuk memperoleh kepuasan. Selain untuk tujuan konsumsi (menghabiskan kegunaanya), suatu benda juga  dipergunakan sebagai benda produksi. Sebagai contoh, Pak Amir memiliki mobil. Pada hari Senin sampai Jumat, mobil tersebut dipergunakan untuk oleh Pak Amir untuk mengangkut penumpang. Sedangkan pada hari Sabtu dan Minggu, mobil tersebut khusus digunakan untuk keperluan keluarga, seperti berbelanja ke pasar, piknik,  atau jalan-jalan ke mal. Pada hari Sabtu dan Minggu mobil tersebut digunakan untuk kegiatan konsumsi. Namun penggunaan mobil tersebut dari hari Senin sampai dangan Jumat bukanlah untuk tujuan konsumsi, melainkan untuk tujuan menghasilkan uang dan berperan sebagai benda produksi.

        3.         Pola Perilaku Konsumen
Masing-masing konsumen merupakan pribadi yang unik. Konsumen yang satu dengan lainnya mempunyai kebutuhan yang berbeda dan perilaku yang berbeda dalam memenuhi kebutuhannya. Namun, dalam perbedaan-perbedaan yang unik itu ada suatu persamaan, yaitu setiap konsumen berusaha untuk memaksimalkan kepuasaannya dalam mengkonsumsi suatu barang.
Perilaku konsumen merupakan tindakan–tindakan yang terlibat secara langsung dalam memperoleh, mengkonsumsi, dan membuang suatu produk ataujasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan– tindakan tersebut.
Perilaku konsumen menitikberatkan pada aktivitas yang berhubungan dengan konsumsi dari individu. Perilaku konsumen berhubungan dengan alasan dan tekanan yang mempengaruhi pemilihan, pembelian, penggunaan, dan pembuangan barang dan jasa yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan pribadi (Hanna & Wozniak, 2001).
Teori perilaku konsumen dapat menjelaskan bagaimana cara seorang konsumen memilih suatu produk yang diyakini akan memberikan kepuasan meksimum dengan dibatasi oleh pendapatan dan harga barang.
Untuk membahas perilaku dalam ilmu ekonomi kita mengenal teori perilaku konsumen, yang terakomodasi dalam pendekatan kardinal dan pendekatan ordinal.

          4.         Pendekatan nilai guna (Utility) Kardinal
Pendekatan kardinal juga disebut sebagai pendekatan marginal utility. Pendekatan Kardinal dalam analisis konsumen didasarkan pada asumsi bahwa tingkat kepuasan yang diperoleh konsumen dari konsumsi suatu barang dapat diukur/dikuantifikasi dengan satuan tertentu, seperti uang, jumlah atau buah.
Semakin besar jumlah barang yang dikonsumsi, semakin besar pula tingkat kepuasan konsumen.Konsumen yang rasional akan berusaha memaksimukan kepuasaannya dengan pendapatan yang dimilikinya.
Beberapa pakar ekonomi telah mengembangkan gagasan mengenai konsep nilai guna. Seperti dari hasil penelitian Herman Heinrich Gossen mengenai nilai guna total (Total Utility) dan nilai guna marjinal (Marjinal Utility) yang terkandung dalam Hukum Gossen I dan Hukum Gossen II.
        Ø  Hukum Gossen I
Menurut penelitian Herman Heinrich Gossen, Pemenuhan kebutuhan Akan  suatu barang dilakukan secara terus menerus, kenikmatan dari mengkonsumsi barang tersebut mula-mula semakin  tinggi, namun setiap tambahan satu unit barang akan membuat tambahan  kenikmatan  menurun sampai akhirnya akan mencapai titik jenuh (mencapai titik nol).
         Ø  Hukum Gossen II
Mengingat sumber daya yang terbatas, pemenuhan kebutuhan primer akan lebih tinggi tingkat kepuasaannya daripada pemenuhan kebutuhan sekunder. Demikian pula pemenuhan kebutuhan sekunder lebih tinggi tingkat kepuasaan/kegunaannya daripada kebutuhan mewah atau kebutuhan tersier.
         Ø  Pendekatan Ordinal
Pendekatan ordinal mengasumsikan bahwa konsumen mampu meranking/membuat urutan-urutan kombinasi barang yang akan dikonsumsi berdasarkan kepuasan yang akan diperolehnya tanpa harus menyebutkan secara absolut. Pendekatan ordinal digunakan dengan menggunakan analisis kurva indiferensi. Kurva indiferensi adalah kurva yang menunjukkan berbagai titiktitik kombinasi dua barang yang memberikan kepuasan yang sama. Mengukur kepuasan konsumen dengan pendekatan kurva indiferensi didasarkan pada 4 (empat) asumsi, yakni :
ü  Konsumen memiliki pola preferensi akan barang-barang konsumsi yang dinyatakan dalam bentuk peta indiferensi.
ü  Konsumen memiliki dana dalam jumlah tertentu.
ü  Konsumen selalu berusaha untuk mencapai kepuasan maksimum.
ü  Semakin jauh dari titik origin, maka kepuasan konsumen semakin tinggi.

5.         Karakteristik Kurva Indiferensi
Kurva indiferensi memiliki karakteristik atau ciri-ciri umum sebagai berikut:
ü  Memiliki kemiringan yang negatif Bila jumlah suatu barang dikurangi maka jumlah barang yang lain harus ditambah agar dapat memperoleh tingkat kepuasan yang sama.
ü  Tidak dapat berpotongan Perpotongan antara dua kurva indiferensi tidak mungkin terjadi.
ü  Cembung terhadap titik nol
  
       B.   Perilaku Produsen
Dahulu pada zaman purba , barang - barang yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hidup dapat diambil begitu saja dari alam tanpa mengeluarkan pengorbanan yang berarti. Hal ini dapat berlangsung karena barang yang tersedia jauh melebihi yang diperlukan penduduk pada zaman itu. Belum lagi kenyataan bahwa pada saat itu kebutuhan manusia masih sangat sederhana.
Namun, setelah mengalami perubahan – perubahan zaman yang memicu banyak terjadinya perubahan dalam berbagai bidang, manusia dihadapkan pada kenyataan bahwa barang yang mereka butuhkan jauh melampaui sumber daya alam yang ada. Bahkan seringkali barang yang mereka butuhkan dari alam tidak dapat langsung mereka gunakan melainkan harus melalui proses produksi. Jadi, apakah  yang dimaksud dengan produksi?



SUMBER :

http://amsfristman.blogspot.com/2013/11/makalah-ekonomi-kelas-x-perilaku.html


No comments:

Post a Comment